kodok ungaran (Philautus jacobsoni)
Meski belum termasuk dalam daftar sebagai hewan
yang telah punah, kodok ungaran (Philautus jacobsoni) hampir tidak dapat
ditemukan lagi saat ini. Hal tersebut dikatakan Hellen Kurniati,
peneliti kodok dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). "Bahkan
sampel spesimennya juga kita tidak punya," katanya di sela-sela training
pengenalan amfibi di Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong, Bogor,
Rabu (26/11). Satu-satunya sampel diambil tahun 1930-an dan disimpan di
Museum Leiden, Belanda. Bagaimana warna asli tubuh kodok tersebut pun
Hellen mengaku tidak pernah melihatnya karena warnanya pudar setelah
diawetkan. Sejak lebih dari tujuh dekade belum pernah ada yang
melaporkan pernah melihat atau menemukannya kembali. Kodok Ungaran
merupakan spesies endemik yang dulunya hanya tinggal di dataran tinggi
kawasan hutan Gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Ukuran tubuhnya
termasuk kecil dan arboreal atau hidup di lubang-lubang pohon. Menurut
Hellen penyebab utama menghilangnya kodok Ungaran adalah perubahan
habitat besar-besaran. Hutan alam yang asri sudah tak dapat ditemui di
Gunung Ungaran dan kondisinya berbeda sekali dibandingkan puluhan tahun
lalu. Meski demikian untuk menyebutnya punah belum dapat dilakukan.
Statusnya dalam daftar merah International Unionm for Conservatioj of
Nature (IUCN) masih CR (critically endangered). Apalagi sampai saat ini
belum pernah dilakukan survei secara menyeluruh untuk memastikan tak ada
lagi spesies tersebut di sana.