Belasan spesies katak Afrika ternyata memiliki
senjata pamungkas yang tersembunyi di balik kulitnya. Katak-katak
tersebut mengeluarkan sejenis cakar saat terancam bahaya layaknya seekor
kucing atau srigala. David C Blackburn menyadari hal tersebut saat
melakukan kerja lapangan di Kamerun. Saat biolog dari Universitas
Harvard itu menangkapnya, kaki-kaki belakang katak tersebut mengeluarkan
cakar lancip dari balik kulitnya. "Saya sangat terkejut saat
mengetahui ada katak yang dapat menyebabkan luka gores cukup parah,"
ujar Blackburn yang melaporkan temuannya dalam jurnal Biology Letters
edisi terbaru. Ia memastikan hal tersebut setelah mempelajari lebih
lanjut struktur anatomi yang unik dari katak-katak Afrika itu. Hasil
observasi terhadap 63 spesies katak Afrika menemukan bahwa 11 di
antaranya memiliki kemampuan semacam itu. Semua spesies dari genus
Astylosternus, Trichobatracus, dan Scotobleps melakukan mekanisme
pertahanan seperti itu, antara lain spesies Trichobatracus robustus dan
Astylosternus perreti. Rahasianya terletak pada tulang pangkal
jari-jari kakinya yang disebut nodule. Tulang tersebut terhubung dengan
tulang yang lebih kecil, namun tajam dan dapat bergerak bebas. Tulang
ini terhubung dengan struktur kaki dengan pembungkus yang kaya kolagen.
Namun, berbeda dengan cakar kucing, tulang yang dimiliki katak Afrika
tidak dilapisi protein yang disebut keratin melainkan dari struktur
tertentu di kakinya. Saat otot-otot tertentu di kaki katak menegang,
tulang tersebut keluar dari nodule sampai menebus kulitnya sehingga
mirip cakar. Namun, hal tersebut hanya dilakukan katak saat terancam
bahaya karena sebagai konsekuensinya kulit-kulit kakinya koyak.